waduk greneng

OBYEK WISATA WADUK GRENENG
Obyek Wisata Waduk Greneng merupakan Obyek Wisata Alam berupa Waduk terletak didukuh Greneng desa Tunjungan Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora + 12 km kearah barat laut dari Kota Blora. Obyek Wisata ini mempunyai fungsi ganda yaitu sebagai fungsi utama irigasi tanah pertanian dan pembesaran ikan air tawar. Karena letak dan lokasinya yang begitu indah dan menarik, serta berlatar belakang dekat dengan hutan Wilayah KPH Mantingan yang menambah suasana berkesan keindahan pemandangan alamnya, sehingga Obyek Wisata Waduk Greneng juga merupakan Obyek Wisata yang banyak dikenal oleh masyarakat baik dari dalam maupun dari luar kota, khususnya kaum remaja yang mempunyai hoby memancing.
disini anda juga bisa menikmati kelezatan buah durian, didekat waduk greneng banyak pohon duriannya, tapi ya hanya musim-musim tertentu aja,
Obyek Wisata Waduk Greneng mempunyai hamparan yang luas + 45 ha dengan terdapat beberapa macam / jenis ikan air tawar, sehingga banyak masyarakat setempat yang menjajakan ikan hasil tangkapannya, dalam hal ini dapat menambah semaraknya suasana sekaligus sebagai daya tarik Obyek Wisata Waduk Greneng. Untuk mencapai Obyek Wisata dapat dijangkau dengan kendaraan roda dua maupun roda empat.
waduk greneng ini dekat rumahku.sekarang waduk greneng habiz direnofasi,jadi lebih bagus dan indah..

TAMAN BUDAYA DAN SENI TIRTONAD

TAMAN BUDAYA DAN SENI TIRTONADI
Obyek Wisata Taman Budaya dan Seni Tirtonadi merupakan taman rekreasi yang banyak diminati khususnya bagi remaja dan anak-anak, yang letaknya berada di jantung Kota Blora, tepatnya di Jl. Sudarman Blora. Obyek Wisata ini pernah mengalami kejayaan hingga akhir tahun 60-an,yang pada saat itu banyak dikenal masyarakat dengan sebutan Kebun Binatang Taman Tirtonadi karena banyak satwa yang di pelihara. Obyek Wisata yang prnah mengalami kejayaan dan sudah banyak dikenal masyarakat ini memang pantas untuk berusaha berbenah diri untuk mencapai kejayaan lagi. Pada saat ini tepatnya tahun 2001, di Taman Wisata ini mulai dibangun dan ditambah sarana dan prasarananya untuk mempercantik diri serta meningkatkan kunjungan wisatawan dan memberikan rasa kepuasan serta kenyamanan.

Fasilitas yang mulai dibangun antara lain :

Gerbang Utama / Gapura lengkung, Pintu masuk utama, Jalan sirkulasi taman, kios dalam taman, kolam renang anak, pagar keliling, dsb. Diharapkan dalam waktu dekat, wasilitas yang lain juga dapat terselesaikan antara lain : Kolam renang dewasa, panggung hiburan, sangkar burung dengan ukuran besar dan lain-lain, sehingga Taman Seni dan Budaya Tirtonadi benar-benar jaya kembali, mempunyai nilai historis, nilai lingkungan yang indah, nilai sosial masyarakat, nilai budaya dan nilai ekonomi.

Petilasan Kadipaten Jipang

Petilasan Kadipaten Jipang terletak di Desa Jipang, Kecamatan Cepu lebih kurang 45 km kearah Tenggara dari Kota Blora. Objek wisata ini merupakan objek wisata peninggalan sejarah dan adat budaya pada jaman Kerajaan Pajang. Terkenal dengan sebutan Kadipaten Jipang Panolan yang berkedudukan di Desa Jipang, Kecamatan Cepu dan berada dipinggir Bengawan Solo, disamping sebagai pusat Pemerintahan sekaligus juga sebagai Bandar Perdagangan. Pada saat itu pemimpin Kadipaten Jipang adalah Adipati Aryo Penangsang dengan kudanya yang terkenal sakti ; "Gagak Rimang".

Petilasan Kadipaten Jipang Panolan setelah dihancurkan oleh Pajang yang masih ada hingga sekarang : Petilasan Semayam Kaputren, Petilasan Bengawan Sore, Petilasan Masjid, Makam Kerabat Kadipaten waktu itu atau disebut Makam Gedhongan antara lain : Makam R. Bagus Sumantri, R. Sosrokusumo, R.A. Sekar Winangkrong, Tumenggung Ronggo Admojo, serta lebih kurang 20 meter ditepi Bengawan Solo terdapat Makam Santri Songo yang dibunuh karena diduga mata-mata dari Pajang, diantara kesembilan makam tersebut menurut keterangan penduduk, nama yang dikenal yaitu : R. Bagus Sulaiman, Ismail, dan Sulastri, Petilasan Kadipaten Jipang banyak dikunjungi masyarakat untuk berziarah atau tujuan tertentu, terutama pada hari kamis malam jumat.

Makam Sunan Pojok

Makam Sunan Pojok
Makam Sunan Pojok terletak di jantung Kota Blora dekat dengan Alun-Alun Kota Blora, tepatnya berada disebelah Utara Pasar Kota Blora, sangat strategis dan mudah dijangkau baik dengan kendaraan roda dua maupun roda empat. Menurut data inventaris Kepurbakalaan dari Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Blora serta hasil dari pendapat sebagian tokoh masyarakat mengenai data-data makam para tokoh Pemerintahan dan Keagamaan pada waktu dulu, merupakan awal mula pemerintahan di Kabupaten Blora. Barangkali dari sini dapat digambarkan asal mula Kabupaten Blora. Makam Sunan Pojok adalah Makam Pangeran Surobahu Abdul Rohim. Sebelumnya beliau adalah seorang perwira di Mataram yang telah berhasil memadamkan kerusuhan di daerah pesisir utara atau tepatnya didaerah Tuban, sekembalinya dari Tuban diperjalanan beliau jatuh sakit dan meninggal dunia di Desa Pojok Blora,

Menurut seorang ahli makam, Mbah Sobib dari desa Bugel Menganti, Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara, Pangeran Surobahu Abdul Rohim juga punya nama kecil yaitu Benun ( Mbah Benun ). Karena jasa-jasa Sunan Pojok, maka putranya yang bernama Jaya Dipa diangkat sebagai Bupati Blora yang pertama ( Dinasti Surobahu Abdul Rohim ), setelah wafat digantikan oleh putranya yang bernama Jaya Wirya, Kemudian oleh Jaya Kusumo. Keduanya, setelah wafat dimakamkan dilokasi Makam Pangeran Pojok. Kauman. Mkam Sunan Pojok sering dikunjungi/ diziarahi oleh banyak masyarakat pada malam jumat kliwon pon, setiap kegiatan Khoul tanggal 27 Suro ( Tahun Jawa ), serta pada saat Hari jadi Kab. Blora , dan dilaksanakan tanggal 10 Desember.

tembok derita

ini adalah sebutan tempat makan, aku dan teman teman abis maen balapan liar,kan kita pada laper jadi cari makan, tempatnya dibelakang pasar blora,penjualnya adalah ibu ibuk. ya disini lumayan murah menu utamanya adalah nasi pecel, biasalah..buat kita kita udah lumayan enak, ya mau gimana lagi? tiap malem minggu kita slalu makan disini, tapi disini bukanya jam 23.00 jadi sebelum jam itu kita masih setingan didepan DPR blora.
kenapa tempat ini kita namakan tembok derita karena kita kalau makan menghadap tembok yang tidak karuan warnane...lha mau gimana lagi? mau liat cewek lewat? blora gitu..
jam segitu dah g' ada cewek lewat adanya penjual daun jati&kembang..

WISATA DI DAERAH TODANAN- BLORA


Goa Terawang
Kawasan wisata Goa Terawang merupakan kompleks goa yang memiliki enam goa dalam satu kawasan, ini terbanyak di Jateng. Di dalam kawasan seluas 13 hektar itu terdapat satu goa induk, satu sendang, dan lima goa kecil lainnya. Goa ini merupakan satu-satunya goa yang di dalamnya terang di siang hari karena terkena sinar matahari. Di kompleks Wanawisata Goa Terawang terdapat kawasan arena bermain anak yang terletak 50 meter dari mulut Goa Terawang yang terasa sejuk karena dipayungi ratusan pohon jati besar.
Lokasi Goa Terawang
Lokasinya berjarak 32 kilometer arah barat Kota Blora atau 107 kilometer dari Kota Semarang.Untuk mencapai Goa Terawang sudah tersedia jalan desa yang mulus, dapat ditempuh dari Semarang-Purwodadi-Wirosari menuju ke Kunduran Kabupaten Blora. Tepat di pertigaan depan Puskesmas Kunduran, pengunjung bisa belok kiri melintasi jalan desa yang mulus sepanjang lebih kurang 8 kilometer. Kawasan wisata Goa Terawang berada persis di tepi jalan. Kalau dari Blora, pengunjung menuju ke arah pertigaan Pasar Ngawen, kemudian membelok ke kanan melintasi jalan menuju ke Japah, Padaan, Ngapus, hingga tiba di Todanan atau sekitar 10 kilometer.
Bagi pengunjung yang menggunakan angkutan umum untuk mencapai Goa Terawang, cara yang gampang adalah dengan menaik bus dari Semarang atau dari Blora, lalu turun tepat di Puskesmas Kunduran. Kemudian, pengunjung pindah ke angkutan minibus jurusan Blora-Todanan yang tersedia tiap saat. Sebaiknya pengunjung menghindari perjalanan setelah magrib atau selepas pukul 15.30. Sebab, angkutan umum yang melayani rute Kunduran ke kawasan wisata Goa Terawang sangat jarang. Memang, rambu petunjuk arah menuju ke goa itu tidak terlihat lagi. Di sepanjang jalan utama Semarang-Blora, rambu juga tidak terpasang sehingga agak merepotkan pengunjung yang menggunakan kendaraan pribadi. Namun, tak perlu khawatir, Anda bisa bertanya kepada setiap penduduk setempat. Pada akhir pekan sering kali ada pertunjukan hiburan musik dangdut atau kegiatan pertemuan di pendapa limasan khas rumah Blora di areal kawasan wisata Goa Terawang
Gigi "buta"
Kawasan area Goa Terawang memiliki lingkungan berhawa sejuk, segar,dengan panorama hutan yang memesona. Pertengahan November 2006,misalnya, meski kawasan itu masih diliputi musim kemarau, suhu udaranya hanya 21,8 derajat Celsius. Ketika matahari mencapai puncaknya, suhu udara di kawasan itu masih di bawah 36 derajat Celsius. Ini tiada lain berkat rimbunnya pohon-pohon jati tua yang besar dan rindang, di samping pohon besar lain, seperti pohon asam jawa dan pohon trembesi. Lokasi goa berada pada elevasi 172 meter di atas permukaan laut, di kawasan Pegunungan Kapur utara Jateng bagian timur. Goa Terawang terletak di relung bagian bawah. Menuju ke pintu goa tersedia anak tangga yang dilengkapi besi pengaman di bagian tengahnya sepanjang 15
meter. Ketinggian kelima goa yang ada di kawasan Goa Terawang bervariasi antara 1 meter dan 24 meter. Lebarnya juga bervariasi, dari 3 meter hingga 18 meter. Goa Terawang ini memanjang, menyerupai deretan rumah yang saling terhubung sepanjang 600 meter lebih. Tinggi langit-langitnya juga bervariasi, antara empat meter. Ada yang berbentuk parabola dihiasi stalaktit berbagai bentuk yang menawan. Bila musim hujan, stalaktit dan stalagmit akan meneteskan air sepanjang musim. Dalam sejarahnya tidak ada legenda rakyat yang mengemuka dari kawasan wisata Goa Terawang. Goa ini sudah dikenal sejak zaman raja-raja Jawa untuk tempat bertapa guna memperoleh kekuatan mistis.Pada masa pemerintahan Belanda, goa ini banyak menyimpan sejarah karena sering digunakan untuk pertemuan Bupati Blora semasa RMA Cokronegoro dengan pejabat-pejabat Belanda. Konon, tiap akhir pertemuan selalu diadakan pesta dansa bagi pejabat yang hadir. Namun, pada masa perang kemerdekaan, goa ini menjadi daerah pertahanan bagi para pejuang. Keunikan di Goa Terawang ini, para pengunjung leluasa mengamati goa di
siang hari. Di langit-langit goa terdapat sejumlah lubang alami yang memungkinkan sinar matahari menerobos masuk ke dalam dan menerangi bagian dalam goa. Oleh sebab itu, goa ini disebut Goa Terawang. Berkat lubang-lubang cahaya tadi, pengunjung tidak saja mendapat sirkulasi udara yang segar, tetapi bisa dengan saksama mengamati
keunikan dan keragaman bentuk-bentuk stalaktit dan stalagmit yang terdapat di dalam goa. Diyakini, stalaktit dan stalagmit yang ada di dalam goa itu masih tumbuh dan memberikan keragaman bentuk, seperti cumi-cumi raksasa atau jamur. Sementara stalaktit yang menjuntai ke bawah dari dinding atas berpadu menyambung dari langit-langit hingga lantai goa. Di salah satu sudut dinding goa, pengunjung juga bisa menemukan stalaktit mirip gigi "buta" (raksasa). Cahaya yang masuk ke dalam goa itu menciptakan bias sinar matahari yang memberi kesan tersendiri. Ada nuansa "pencerahan" pada berkas-berkas cahaya yang jatuh menimpa bagian-bagian tertentu dinding goa. Seperti ada yang mengatur saja, cahaya yang masuk itu hanya menerangi panorama tertentu, tetapi memperjelas detail tiap sudut goa. Jadi, bayangan bahwa goa itu angker menjadi sirna. Yang ada lukisan alam yang menakjubkan.
Pengunjung
Berdasarkan catatan, pengunjung wisata goa ini dari tahun ke tahun
cenderung menurun. Salah satu penyebabnya, goa-goa tersebut dibiarkan
alami dan kurang dirawat oleh pihak pengelola. Oleh karena itu, upaya
menggairahkan wisata goa kini tengah gencar digalakkan oleh Dinas
Pariwisata Jawa Tengah (Jateng). Jumlah wisatawan lokal yang berkunjung ke Goa Terawang pernah mencapai puncaknya pada tahun 2004, yakni 6.711 orang. Lalu, pada tahun 2005 jumlahnya menurun menjadi 4.684 pengunjung.

WISATA LOKOMOTIF DI GUBUK PAYUNG



Blora, kabupaten yang terletak
paling timur Jateng ini, terbukti cukup jeli dalam menggarap sektor wisata. Sadar bahwa daerahnya lebih banyak dikepung hutan jati, maka Pemkab setempat tidak punya keinginan membangun kawasan wisata lain kecuali mengoptimalkan potensi hutan yang telah dimilikinya
Sejak kawasan hutan yang terbentang luas dimaksimalkan sebagai tempat wisata, Blora langsung merengkuh dua keuntungan sekaligus. Keuntungan pertama, berupa pemasukan retribusi yang terbukti mampu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Keuntungan kedua, berupa pengakuan dari masyarakat luar daerah, bahwa ternyata Blora tidak seburuk yang dikatakan orang. Kini, banyak wisatawan dalam negeri maupun manca negara merasa penasaran jika belum menyaksikan potensi wisata hutan di Blora. Beragam cerita yang berkembang mengatakan, apabila kita menelusuri kedalaman hutan di Blora, maka kita akan bisa mengintip keindahan “surga”. Salah satu sarana bagi wisatawan untuk dapat mengintip keindahan “surga” tadi antara lain dengan memanfaatkan Loko Tour. Loko Tour ini merupakan paket perjalanan wisata di Hutan Jati KPH Cepu, Blora, dengan rangkaian kereta api yang ditarik lokomotif tua buatan Berliner Maschinenbaun,Jerman, tahun 1928.
Rute menuju Loko Tour
Untuk menuju Loko Tour, para wisatawan dapat menempuhnya dengan kendaraan roda empat atau bus melalui jalur Surakarta–Ngawi-Cepu (122 km),Surakarta-Purwodadi-Blora-Cepu (161 km), Semarang-Purwodadi-Blora-Cepu (162 km),Semarang-Kudus-Rembang-Cepu (182 km),dan Surabaya-Bojonegoro-Cepu (149 km). Khusus perjalanan yang ditempuh dari Surakarta, meskipun agak jauh namun lebih menguntungkan bagi wisatawan. Sebab pada jalur ini, wisatawan dapat singgah terlebih dulu di Museum Purbakala Sangiran Kabupaten Sragen, atau menyaksikan keajaiban alam Bledug Kuwu di Grobogan. Bledug Kuwu merupakan daerah penghasil garam tradisional, dimana bahan baku air asinnya bersumber dari kawah yang terlontar dari dalam tanah.
[Photo] Atraksi Wisata Loco Tour
Obyek utama perjalanan ini adalah melihat hutan jati (tectoca grandis) yang dikelola dengan memperhatikan azas kelestarian hutan. Loko Tour yang dipersiapkan khusus untuk kaum wisatawan, rutenya sangat panjang. Dengan melintasi hutan jati di wilayah BKPH Ledok, Kendilan, Pasar Sore, Blungun, Nglobo. Cabak, dan Nglebur. Dalam ketataprajaan, lokasi-lokasi tersebut berada di wilayah Kecamatan Cepu, Sambong,

Jepon, Jiken, Kabupaten Blora. Sedang dua wilayah lainnya, masuk wilayah Kecamatan Kasiman, Bojonegoro, Jatim. Sejumlah obyek wisata yang bisa disaksikan dalam paket Loko Tour tadi selain lokomotif tua buatan tahun 1928, juga ada Bengkel Traksi, TPK Batokan, Bergojo, Kegiatan Pengelolaan Huta Jati berprinsip pada azas kelestarian hutan (penanaman, pemeliharaan, tebangan, saradan,angkutan), serta Gubug Payung. Bergojo, adalah semacam tempat penampungan air untuk keperluan lokomotif yang terletak di tengah hutan. Di sini, lokomotif akan berhenti sejenak mengisi air. Ketika loko diisi air, para wisatawan diizinkan turun untuk menyaksikan keelokan hutan Blora yang terkenal dengan para pencuri kayunya itu. [Photo]Sekitar dua kilometer dari Bengkel Traksi, peserta Loko Tour bakal ditunjukkan tempat penimbunan kayu (TPK) Batokan. TPK ini memiliki areal seluas 36,2 hektar, berdaya tampung 40.000 m3 kayu pertukangan dan 10.000 sm. Bersebelahan dengan TPK Batokan, terdapat Industri Pengolahan Kayu Jati (IPKJ) Cepu.Setelah penat berputar, wisatawan peserta Loko Tour oleh pemandu wisata dari Perum Perhutani dibawa ke Gubug Payung. Gubug di pedalaman hutan ini merupakan tempat peristirahatan yang memiliki Monumen Hutan Jati Alam, terletak pada petak 1.092a, BKPH Pasar Sore, KPH Cepu inilah, pengunjung dapat melihat pohon-pohon jati tua yang pernah dipotong tahun 1976. Pohon jati itu sendiri berumur lebih 100 tahun. Ini dibuktikan dengan menghitung lingkaran tahun pada penampang batang yang dipotong, berjumlah sekitar 108 lingkaran. Apabila para wisatawan ingin melakukan paket perjalanan selama dua hari atau lebih dengan Loko Tour, maka panitia telah menyediakan tiga tempat penginapan. Yaitu di Duta Ubaya Rimba (12 kamar), Wisma Sorogo (5 kamar), dan Pesanggrahan (4 kamar). [Photo]Tarif perjalanan paket Loko Tour ini tergolong murah, hanya 40 dolar/orang/hari, termasuk biaya penginapan dan makan. Selepas menghilangkan rasa penat di Gubug Payung, wisatawan dapat melanjutkan perjalanan dengan menyaksikan sistem tebang, saradan, danpengangkutan kayu jati, secara langsung di tengah hutan. Dua tahun sebelum ditebang pohon jati mesti dimatikan terlebih dengan cara diteres. Proses ini merupakan upaya mengurangi kadar air di dalam kayu. Dengan langkah tersebut kelak akan diperoleh kayu jati berkualitas tinggi, lebih awet, tidak mudah pecah, ringan waktu diangkut, dan mudah dikerjakan. Setelah mengalami teresan selama dua tahun, pohon jati baru ditebang. Penebangan dilakukan para blandong, yaitu tukang tebang professional yang tinggal di seputar hutan

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes